Translate

Jumat, 18 Mei 2012

Referat bronkiolitis


BRONKIOLITIS

            Penyakit ini merupakan suatu sindrom obstruksi bronkiolus yang sering diderita bayi dan anak kecil yang berumur kurang dari 2 tahun.Angka kejadian tertinggi rata-rata ditemukan pada usia 6 bulan.(1,2) Insidensnya teringgi selama musim dingin dan awal musim semi. Penyakit terjadi secara sporadic dan epidemic. (1)

ETIOLOGI
            Bronkiolitis akut disebabkan oleh respiratory syncytial virus (50%). Penyebab lainnya adalah parainfluenza virus, Eaton agent (Mycoplasma pneumonia), adenovirus, dan beberapa virus lainnya.(1,2) Adenovirus dapat dihubungkan dengan lomplikasi jangka lama termasuk bronkiolitis obliterans dan sindrom paru hiperlusen unilateral (Sindrom Swyer-James). Tidak ada bulti kuat bahwa bakteri menyebabkan bronkiolitis. (1)

EPIDEMIOLOGI
            Bronkiolitis paling sering terjadi pada bayi laki-laki anatara umur 3-6 bulan yang belum pernah disusui ibunya dan yang hidup pada keadaan penuh sesak. Sumber infeksi virus biasanya anggota keluarga dengan penyaki pernapasan yang minor. Anak yang lebih tua dan orang dewasa mentoleransi edema bronkiolus lebih baik dibandingkan dengan bayi, dan tidak berkembang bronkiolitis kronis walaupun saluran pernapasannya yang lebih kecil terinfeksi oleh virus. Bayi yang ibunya merokok lebih mungkin berkembang bronkiolitis daripada bayi ibu-ibu yang tidak merokok.(1)

PATOFISIOLOGI
            Pada brokiolus ditemukan obstruksi parsial atau total karena edema dan akumulasi mucus dan eksudat yang lain. Karena tahanan terhadap aliran udara di sa;luran pernapasan besarnya berbanding terbalik dengan radius pangkat empat, maka penebalan yang sangat sedikit sekali pun pada dinding bronkiolus bayi akan mempengaruhi aliran napasnya. Tahanan pada saluran pernapasan kecil bertambah selama fase inspirasi dan ekspirasi, namun karena selama ekspirasi sa;uran napas menjadi lebih kecil maka hasilnya adalah obstruksi pernapasan katup bola yang menimbulkan perangkap udara awal dan overinflasi. (1)
Proses pato;ogis mengganggu pertukaran gas normal di dalam paru. Perfusi ventilasi yang tidak sepadan menyebabkan hipoksemia yang terjadi pada awla perjalanannya. Retensi karbondioksida (hiperkapnea) biasasnya tidak terjadi kecuali pada penderita berat. Makin tinggi frekuensi pernapasan makin rendah tekanan oksigen arteri. Hiperkapnea biasanya tidak terjadi kecuali pernapasan mencapai 60 kali per menit. Selanjutnya hiperkapnea ini berubah menjadi takipnea. Obstruksi parsial bronkiolus menimbulkan emfisema dan obstruksi total menimbulkan atelektasis (1,2)


GAMBARAN KLINIS
            Sebagian besar bayi yang terkena mempunyai riwayat terpajan pada anak yang lebih tua atau dewasa yang menderita penyakit pernapasan ringan pada minggu sebelum mulainya penyakit. Bronkiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas, disertai dengan batuk pilek untuk beberapa hari, biasanya tanpa disertai kenaikan suhu ataupun hanya subfebril. Perkembangan kegawatan pernapasan ditandai dengan anak yang mulai mengalami sesak napas, makin lama makin hebat, pernapasan dangkal dan cepat dan disertai dengan serangan batuk. Menyusu ibu atau botol dapat sangat sulit karena frekuensi napas yang cepat tersebut tidak memberikan kesempatan untuk mengisap dan menelan. Pada kasus ringan, gejala tersebut dapat menghilang 1-3 hari. Pada kasus yang lebih berat, gejala dapat berkembang dalam beberapa jam dan perjalanan penyakitnya dapat berlarut-larut. (1,2)
Pada pemeriksaan fisis ditemukan pernapasan cuping hidung disertai retraksi interkostal dan suprasternal karena paru terus menerus terdistensi oleh udfara yang terperangkap, anak gelisah dan sianotik. Depresi hati dan limpa akibat overinflasi paru dapat mengakibatkannya teraba di tepi bawah kosta. Pada pemeriksaan fisis juga didapati suara perkusi hipersonor, ekspirium memanjang disertai dengan mengi. Ronkhi nyaring halus kadang terdengar pada akhir inspirium atau pada permulaan ekspirium. Pada keadaaan yang berat sekali, suara pernapasan hampir tidak terdengar karena kemungkinan obstruksi hampir total. (1,2)
Foto roentgen thoraks menunjukkan paru-paru dalam keadaan aerasi dan diameter anterior posterior membesar pada foto lateral. Pada serpertiga penderita ditemukan bercak konsolidasi tersebar yang disebabkan atelektasis atau radang.(1,2)
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gambaran darah tepi dalam batas normal, kimia darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik, maupun metabolic. Usapan nasofaring menunjukkan flora bakteri normal. Virus dapat diperagakan pada sekresi nasofaring dengan deteksi antigen (biasanya immunoassay enzim) atau dengan biakan.(1,2)


DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
            Diagnosis ditegakkan atas gambaran klinis yang khas seperti tersebut di atas. Keadaan ini harus dibedakan dengan asma yang kadang juga timbul pada usia muda. Pada asma terdapat riwayat keluarga menderita asma juga. Selain itu, asma tidak didahului dengan infeksi, ekspirasinya sangat memanjang dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan eosinofilia. (1) Anak dengan asma akan memberikan respon terhadap bronkodilator, sedangkan anak dengan bronkiolitis tidak. Bronkiolitis juga harus dibedakan dengan pertusis, bronkopneumonia yang disertai emfisema obstruktif dan gagal jantung.(2)

PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAAN
            Anak harus ditempatkan dalam ruangan dengan kelembaban udara yang tinggi, sebaiknya dengan uap dingin. Keadaan ini dapat mencairkan secret bronkur yang liat. Untuk tujuan ini dapat juga diberikan pengobatan inhalasi. Oksigen perlu diberikan walaupun anak belum dalam keadaan sianosis. Cairan intravena dengan elektrolit yang diperlukan diberikan untuk mengoreksi asidosis respiratorik dan metabolic yang mungkin timbul dan juga untuk mengoreksi kemungkinan dehidrasi. Antibiotika diberikan apabila tersangka ada infeksi bacterial dan sebaiknya dipilih obat berspektrum luas. Bila dicurigai Mysoplasma pneumoniae sebagai penyebabnya, obat yang terpilih ialah eritromisin. Tentang pemberian steroid belum ada keseragaman. Pemeberian sedativum tidak diperkenankan karena dapt menimbulkan depresi pernapasan. Bila dianggap perlu dapat diberikan kloralhidrat. Bronkodilator juga tidak dianjurkan dan sebetulnya merupakan indidkasi kontra, karena dapat memperberat keadaan anak. Penderita dapat menjadi lebih gelisah dan keperluan oksigen akan meningkat.(2)
            Ribavirin (Virazol), suatu gen antivirus telah tersedia untuk pengobatan RSV sejak 1985. Beberapa percobaan terkendalimemanfaatkan penderita beresiko tinggi menunjukkan adanya perbaikan  dalam oksigenasi dan penurunan pelepasan virus.Penggunaannya telah dianjurkan untuk bayi dengan penyakit jantung kongenitalatau displasia bronkopulmonal oleh Komite Penyakit Infeksi Akademi Pediatri Amerika (AAP). Satu penelitian pada bayi yang diintubasi dan diberi ribavirin secara acak menunjukkan hasil yang lebih baik untuk orang yang diobati ribavirin. (1)
            Karena obstruksi terjadi pada tingkat bronkiolus, trakeostomi tidak bermanfaat dan menimbulkan resiko besar bahkan tidak dibenarkan pada bayi yang sakitnya akut. Beberapa penderita dapat menjelek dengan cepat menjadi kegagalan pernapasan sehingga membutuhkan bantuan ventilasi.(1)
Anak Anda perlu segera dibawa ke dokter atau RS jika ia:
  • Mengalami kesulitan bernapas (sangat cepat atau tidak teratur)
  • Tidak dapat makan seperti biasanya karena batuk atau mengi
  • Menunjukkan perubahan warna di wajah saat batuk
  • Tampak biru atau pucat dan berkeringat
Selain itu, jika anak Anda tidak mengalami tanda-tanda bahaya seperti yang disebutkan di atas, Anda perlu mengunjungi dokter anak Anda jika anak Anda:
  • Mengalami batuk yang memburuk
  • Makan kurang dari setengah jumlah makan normalnya atau menolak makanan/minuman
  • Tampak sangat lelah atau jauh lebih mengantuk dari biasanya
  • Anda merasa khawatir (3)

PROGNOSIS
            Anak biasanya dan mengatasi serangan tersebut setelah 48-72 jam. Mortalitas kurang dari 1 persen. Anak biasanya meninggal karena jatuh dalam keadaan apneu yang lama, asidosis yang tidak terkoreksi atau karena dehidrasi yang disebabkan oleh takipneu dan kurang makan minum. Komplikasi seperti otitis media akut, pneumonia bacterial dan gagal jantung jarang dijumpai.(2)

PENCEGAHAN (4,5,6)
Beberapa tindakan pencegahan pada bronkiolitis:
  • Jangan membawa bayi berumur kurang dari 3 bulan ke tempat umum, terutama jika banyak anak-anak
  • Penderita infeksi saluran pernafasan harus mencuci tangan atau menggunakan masker jika berdekatan dengan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
  1. Nelson, W.E., Ilmu Kesehatan Anak Edisi XV Volume 2, Jakarta, EGC, 2000, hal. 1484-1486
  2. Hassan, Rusepnu, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Jakarta, Infomedika, 1985, hal. 1233-1234
  3.  Bronkiolitis.http://www.medicastore.com
  4.  Bronkiolitis. http://www.sehatgroup.web/.
  5.  Bronkiolotis. http://www.indonesiaindonesia.com/f/12803-bronkiolitis/
  6. Tanaya Vidia Maharani » Blog Archive » Bronkiolitis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar