A.
PENDAHULUAN
ITP adalah singkatan dari
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. 'Idiopathic'berarti 'tidak diketahui
penyebabnya'.'Thrombocytopenic' berarti 'darah yang tidak cukup memiliki sel
darah merah (trombosit). 'Purpura' berartiseseorang memiliki luka memar yang
banyak (berlebihan). Anda mungkin juga mendengar istilah ITP ini sebagai
singkatan dari 'Immune Thrombocytopenic Purpura'. .(1)
Dalam tubuh seseorang yang
menderita ITP, sel-sel darahnya kecuali sel darah merah berada dalam jumlah
yang normal. Sel darah merah (Platelets) adalah sel-sel sangat kecil yang
menutupi area tubuh paska luka atau akibat teriris/terpotong dan kemudian
membentuk bekuan darah. Seseorang dengan sel darah merah yang terlalu sedikit
dalam tubuhnya akan sangat mudah mengalamiluka memar dan bahkan mengalami
perdarahan dalam periode cukup lama setelah mengalami trauma luka. Kadang
bintik-bintik kecil merah (disebut Petechiae) muncul pula pada permukaan
kulitnya. Jika jumlah sel darah merah ini sangat rendah, penderita ITP bisa
juga mengalami mimisan yang sukar berhenti, atau mengalami perdarahan dalam
organ ususnya.(1)
Idiopatik
trombositopenia purpura (ITP) merupakan suatu kelainan yang berupa gangguan
autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran
trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya autoantibody
terhadap trombosit yang biasanya berasal dari Immunoglobulin G.
Adanya trombositopenia pada ITP ini akan megakibatkan gangguan pada sistem hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal. Manifestasi klinis ITP sangat bervariasi mulai dari manifestasi perdarahan ringan , sedang, sampai dapat mengakibatkan kejadian-kejadian yang fatal. Kadang juga asimptomatik. Oleh karena merupakan suatu penyakit autoimun maka kortikosteroid merupakan pilihan konvensional dalam pengobatan ITP. Pengobatan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan mengatasi penyakit yang mendasari ITP sehingga tidak mengakibatkan keterlambatan penanganan akibat pendarahan fatal., atau pun penanganan-penangan pasien yang gagal atau relaps.(2)
Adanya trombositopenia pada ITP ini akan megakibatkan gangguan pada sistem hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal. Manifestasi klinis ITP sangat bervariasi mulai dari manifestasi perdarahan ringan , sedang, sampai dapat mengakibatkan kejadian-kejadian yang fatal. Kadang juga asimptomatik. Oleh karena merupakan suatu penyakit autoimun maka kortikosteroid merupakan pilihan konvensional dalam pengobatan ITP. Pengobatan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan mengatasi penyakit yang mendasari ITP sehingga tidak mengakibatkan keterlambatan penanganan akibat pendarahan fatal., atau pun penanganan-penangan pasien yang gagal atau relaps.(2)
B.
DEFINISI
Idiopatik
trombositopeni purpura adalah suatu gangguan autoimun yang ditandai dengan
trombositopenia yang menetap (angka trombosit darah perifer kurang dari
15.000/μL) akibat autoantibodi yang mengikat antigen trombosit menyebabkan
destruksi prematur trombosit dalam sistem retikuloendotel terutama di limpa.
Atau dapat diartikan bahwa idiopatik trombositopeni purpura adalah kondisi
perdarahan dimana darah tidak keluar dengan semestinya. Terjadi karena jumlah
platelet atau trombosit rendah. Sirkulasi platelet melalui pembuluh darah dan
membantu penghentian perdarahan dengan cara menggumpal. Idiopatik sendiri
berarti bahawa penyebab penyakit tidak diketahui. Trombositopeni adalah jumlah
trombosit dalam darah berada dibawah normal. Purpura adalah memar kebiruan
disebabkan oleh pendarahan dibawah kulit. Memar menunjukkan bahwa telah terjadi
pendarahan di pembuluh darah kecil dibawah kulit. .(1,2)
Trombosit
berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter 2-4µm. Trombosit
dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, sel yang sangat besar dalam
susunan hemopoietik dalam sumsum tulang yang memecah menjadi trombosit, baik
dalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki kapiler darah, khususnya
ketika mencoba untuk memasuki kapiler paru. Tiap megakariosit menghasilkan
kurang lebih 4000 trombosit (Ilmu Penyakit Dalam Jilid II). Megakariosit tidak
meninggalkan sumsum tulang untuk memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit
ialah antara 150.000 sampai 350.000 per mikroliter. Volume rata-ratanya 5-8fl.
Dalam keadaan normal, sepertiga dari jumlah trombosit itu ada di limpa.
Jumlah trombosit dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan. Hal ini disebabkan mekanisme kontrol oleh bahan humoral yang disebut trombopoietin. Bila jumlah trombosit menurun, tubuh akan mengeluarkan trombopoietin lebih banyak yang merangsang trombopoiesis. Di dalam sitoplasma trombosit terdapat faktor-faktor aktif seperti : .(2)
Jumlah trombosit dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan. Hal ini disebabkan mekanisme kontrol oleh bahan humoral yang disebut trombopoietin. Bila jumlah trombosit menurun, tubuh akan mengeluarkan trombopoietin lebih banyak yang merangsang trombopoiesis. Di dalam sitoplasma trombosit terdapat faktor-faktor aktif seperti : .(2)
1. molekul akin dan miosin, sama
seperti yang terdapat dalam sel-sel otot, juga protein kontraktil lainnya,
yaitu tromboplastin, yang dapat menyebabkan trombosit berkontraksi; .(2)
2. sisa-sisa retikulum endoplasma dan
aparatus golgi yang mensintesis berbagai enzim dan menyimpan sejumlah besar ion
kalsium; .(2)
3. mitokondria dan sistem enzim yang
mampu membentuk adenosin trifosfat dan adenosin difosfat (ADP); .(2)
4. sistem enzim yang mensintesis
prostaglandin, yang merupakan hormon setempat yang menyebabkan berbagai jenis
reaksi pembuluh darah dan reaksi jaringan setempat lainnya; .(2)
5. suatu protein penting yang disebut
faktor stabilisasi fibrin; .(2)
6. faktor pertumbuhan yang dapat
menyebabkan penggandaan dan pertumbuhan sel endotel pembuluh darah, sel otot
polos pembuluh darah, dan fibroblas, sehingga dapat menimbulkan pertumbuhan
sel-sel untuk memperbaiki dinding pembuluh yang rusak.
Pada permukaan membran sel trombosit terdapat glikoprotein yang menyebabkan trombosit dapat menghindari pelekatan pada endotel normal dan justru melekat pada dinding pembuluh yang terluka, terutama pada sel-sel endotel yang rusak, dan bahkan melekat pada jaringan kolagen yang terbuka di bagian dalam pembuluh. Membran juga mengandung banyak fosfolipid yang berperan dalam mengaktifkan berbagai hal dalam proses pembekuan darah.
Masa hidup trombosit 8 sampai 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Trombosit itu kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh sitem makrofag jaringan; lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa.
Penyebab dari kekurangan trombosit tidak diketahui (idiopatik). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubauh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Meskipun pembentukan trombosit di sumsum tulang meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh. Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui. .(2)
Pada permukaan membran sel trombosit terdapat glikoprotein yang menyebabkan trombosit dapat menghindari pelekatan pada endotel normal dan justru melekat pada dinding pembuluh yang terluka, terutama pada sel-sel endotel yang rusak, dan bahkan melekat pada jaringan kolagen yang terbuka di bagian dalam pembuluh. Membran juga mengandung banyak fosfolipid yang berperan dalam mengaktifkan berbagai hal dalam proses pembekuan darah.
Masa hidup trombosit 8 sampai 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Trombosit itu kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh sitem makrofag jaringan; lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa.
Penyebab dari kekurangan trombosit tidak diketahui (idiopatik). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubauh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri. Meskipun pembentukan trombosit di sumsum tulang meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh. Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui. .(2)
C.
ETIOLOGI
Penyebab ITP ini tidak diketahui. Tetapi
dapat dikemukakan berbagai kemungkinan diantaranya ialah hipersplenisme,
infeksi virus (demam berdarah, morbili, varisela dan sebagainya), intoksikasi
makanan atau obat (asetosal, PAS, fenilbutason, diamox, kina, sedormid) atau
bahan kimia,
pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan factor pematangan (misalnya
malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata (KID), autoimun
Seseorang yang menderita ITP, dalam tubuhnya membentuk antibodi yang mampu
menghancurkan sel-sel darah merahnya. Dalam kondisi normal, antibodi adalah
respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. .(1,2,3)
Berdasarkan
etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder.
Berdasarkan awitan penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau
sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari
6 bulan (umunnya terjadi pada orang dewasa). .(2)
Ada 2 tipe ITP. Tipe pertama
umumnya menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang
dewasa. Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini.
Sedangkan ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi
dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan.
D.
PATOFISIOLOGI
Idiopatik
trombositopenia purpura (ITP) terjadi bila trombosit mengalami destruksi secara
prematur sebagai hasil dari deposisi autoantibody atau kompleks imun dalam
membran system retikuloendotel limpa dan umumnya di hati . .(2)
E.
MANIFESTASI KLINIS
Bintik-bintik
merah pada kulit (terutama di daerah kaki), seringnya bergerombol dan
menyerupai rash. Bintik tersebut ,dikenal dengan petechiae, disebabkan karena
adanya pendarahan dibawah kulit .Memar atau daerah kebiruan pada kulit atau
membran mukosa (seperti di bawah mulut) disebabkan pendarahan di bawah kulit.
Memar tersebut mungkin terjadi tanpa alasan yang jelas Memar tipe ini disebut
dengan purpura. Pendarahan yang lebih sering dapat membentuk massa tiga-dimensi
yang disebut hematoma. .(2,3)
Hidung
mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi. Ada darah pada urin dan feses.
Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi tanda ITP.
Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada wanita. Pendarahan pada otak
jarang terjadi, dan gejala pendarahan pada otak dapat menunjukkan tingkat
keparahan penyakit. Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri, fatigue
(kelelahan), sulit berkonsentrasi, atau gejala yang lain. .(2,3)
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Yang
Khas adalah trombositopenia.(3,4,5). Jumlah trombosit dapat mencapai
nol. Anemia biasanya normositik dan sesuai dengan jumlah darah yang hilang.
.(4)
Sumsum
tulang biasanya memberikan gambaran yang normal, tetapi jumlah dapat pula
bertambah, banyak dijumpai megakariosit muda berinti meta megalialuriosit satu,
setoplasma lebar dan granulasi sedikit jarang ditemukan, sehingga terdapat
malnutrition arrest pada stadium megakariosit. .(4)
Selain
kelainan hematologis diatas mekanisme pembekuan memberikan kelainan berupa masa
perdarahan memanjang, rumple-leede umumnya positif, tetapi masa pembekuan
normal, retraksi bekuan abnormal dan prothrombin time memendek. Pemeriksaan
lainnya normal. .(4)
G.
TERAPI
Terapi
ITP lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam kisaran aman sehingga
mencegah terjadinya pendarahan mayor. Selain itu, terapi ITP didasarkan pada
berapa banyak dan seberapa sering pasien mengalami pendarahan dan jumlah
platelet. Terapi untuk anak-anak dan dewasa hampir sama. Kortikosteroid (ex:
prednison) sering digunakan untuk terapi ITP. kortikosteroid meningkatkan
jumlah platelet dalam darah dengan cara menurunkan aktivitas sistem imun.
Imunoglobulin dan anti-Rh imunoglobulin D. Pasien yang mengalami pendarahan
parah membutuhkan transfusi platelet dan dirawat dirumah sakit .(2).
Terapi
awal ITP (standar) :
Prednison.(2,5)
Terapi
awal prednisoon atau prednison dosis 0,5-1,2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu.
respon terapi prednison terjadi dalam 2 minggu dan pada umumnya terjadi dalam
minngu pertama, bila respon baik dilanjutkan sampai 1 bulan, kemudian tapering.
Imunoglobulin intravena (IgIV). Imunoglobulin intravena dosis 1g/kg/hr selam 2-3 hari berturut-turutndigunakan bila terjadi pendarahan internal, saat AT(antibodi trombosit) <5000/ml meskipun telah mendapat terapi kortikosteroid dalam beberapa hari atau adanya purpura yang progresif. Pendekatan terapi konvensional lini kedua, untuk pasien yang dengan terapi standar kortikosteroid tidak membaik, ada beberapa pilihan terapi yang dapat digunakan . Luasnya variasi terapi lini kedua menggambarkan relatif kurangnya efikasi dan terapi bersifat individual. .(2)
Imunoglobulin intravena (IgIV). Imunoglobulin intravena dosis 1g/kg/hr selam 2-3 hari berturut-turutndigunakan bila terjadi pendarahan internal, saat AT(antibodi trombosit) <5000/ml meskipun telah mendapat terapi kortikosteroid dalam beberapa hari atau adanya purpura yang progresif. Pendekatan terapi konvensional lini kedua, untuk pasien yang dengan terapi standar kortikosteroid tidak membaik, ada beberapa pilihan terapi yang dapat digunakan . Luasnya variasi terapi lini kedua menggambarkan relatif kurangnya efikasi dan terapi bersifat individual. .(2)
1. Steroid dosis tinggi
Terapi pasien ITP refrakter selain prednisolon dapat
digunakan deksametason oral dosis tinggi. Deksametason 40 mg/hr selama 4minggu,
diulang setiap 28 hari untuk 6 siklus. .(2)
2. Metiprednisolon
Metilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan pd ITP anak dan dewasa yang resisten terhadap terapi prednison dosis konvensional. Dari hasil penelitian menggunakan dosis tinggi metiprednisolon 3o mg/kg iv kemudian dosis diturunkan tiap 3 hr samapi 1 mg/kg sekai sehari. .(2)
Metilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan pd ITP anak dan dewasa yang resisten terhadap terapi prednison dosis konvensional. Dari hasil penelitian menggunakan dosis tinggi metiprednisolon 3o mg/kg iv kemudian dosis diturunkan tiap 3 hr samapi 1 mg/kg sekai sehari. .(2)
3. IgIV dosis tinggi
Imunoglobulin iv dosis tinggi 1 mg/kg/hr selama 2 hari
berturut-turut, sering dikombinasi dengan kortikosteroid, akan meningkatkan AT
dengan cepat. Efek samping, terutama sakit kepala, namun jika berhasil maka
dapat diberikan secara intermiten atau disubtitusi dengan anti-D iv.(2,5)
4. Anti-D iv
Dosis anti-D 50-75 mg/ka/hr IV. Mekanisme kerja anti-D yakni
destruksi sel darah merah rhesus D-positif yang secara khusus diberikan oleh
RES terutama di lien, jadi bersaingdengan autoantibodi yang menyelimuti
trombosit melalui Fc reseptor blockade. .(2,5)
5. Alkaloid vinka
Misalnya vinkristin 1 mg atau 2 mg iv, vinblastin 5-10 mg,
setiap minggu selama 4-6 minggu. .(2)
6. Danazol
Dosis 200 mg p.o 4x sehari selama sedikitnya 6 bulan karena
respon sering lambat. Bila respon terjadi, dosis diteruskan sampai dosis
maksimal sekurang-kurangnya hr 1 tahun dan kemudian diturunkan 200mg/hr setiap
4 bulan.
7. Immunosupresif dan kemoterapi
kombinasi.(2)
Imunosupresif diperlukan pada pasien yang gagal
beresponsdengan terapi lainya. Terapi dengan azatioprin (2 mg kg max 150 mg/hr)
atau siklofosfamiddenga sebagai obat tunggal dapat dipertimbangkan dan responya
bertandng tertahan sampai 5%..(2)
8. Dapsone
Dosis 75 mg p.o per hari, respon terjadi dalam 2 bulan.
Pasien harus diperiksa G6PD, karena pasien dengan kabar G6PD yang rendah
mempunyai risiko hemolisis yang serius. .(2)
H.
PENCEGAHAN
Idiopatik
Trombositopeni Purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi dapat dicegah
komplikasinya.Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat
mempengaruhi platelet dan meningkatkan risiko pendarahan. Lindungi dari luka
yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan. .(2)
Lakukan
terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang. Konsultasi ke
dokter jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal ini penting bagi
pasien dewasa dan anak-anak dengan ITP yang sudah tidak memiliki limfa. .(2)
DAFTAR
PUSTAKA
1. ITP : Idiopathic Trombositopeni Purpura. American
Academy of Family Physicians (review/updated: 05/06). Available at : http://www.dranak.com
3. Idiopatik
Trombositopeni Purpura. Bahan kuliah Ilmu kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran
Unhas. Makassar. 2004
4. Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta. 1985.
5. Behrman
RE., et.el. Platelet and Blood Vessel Disorders. Nelson Textbook of Pediatrics
17th Edition Saunders.2004
Mohon maaf, sel darah merah bukan platelet, platelet itu trombosit. Pada paragraf kedua, kalimat kedua: tertulis "sel darah merah (platelet)" mungkin sebaiknya diedit dan diganti agar tdk memberikan info yang keliru. Terima kasih.
BalasHapus